Minggu, 14 September 2014

Sejarah Perkembangan Musik Nusantara

Sejarah Musik Nusantara
   1.Masa sebelum masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, musik dipakai sebagai bagian dari kegiatan ritual masyarakat. Dalambeberapa kelompok, bunyi- bunyian yang dihasilkan oleh anggota badan atau alat tertentudiyakini memiliki kekuatan magis. Instrumen atau alat musik yang digunakan umumnyaberasal dari alam sekitarnya.
   2.Masa setelah masuknya pengaruh Hindu- Buddha
Pada masa ini, berkembanglah musik- musik istana (khususnya di Jawa). saat itu, musiktidak hanya dipakai sebagai bagian ritual saja, tetapi juga dalam kegiatan- kegiatankeistanaan (sebagai sarana hiburan para tamu raja). Musik istana yang berkembang adalahmusik gamelan. Musik gamelan terdiri dari 5 kelompok, yaitu kelompok balungan, kelompokblimbingan, kelompok pencon, kelompok kendang,dan kelompok pelengkap.
  3.Masa setelah masuknya pengaruh Islam
Selain berdagang dan menyebarkan agama islam, para pedagang arab jugamemperkenalkan musik mereka. Alat musik mereka berupa gambus & rebana. dari prosesitulah muncul orkes- orkes gambus di nusantara (Indonesia) hingga saat ini.
   4.Masa Kolonialisme
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga membawa pengaruh besar dalam perkembanganmusik Indonesia. Para pendatang ini memperkenalkan berbagai alat musik dari negerimereka, misalnya biola, selo (cello), gitar, seruling (flute), dan ukulele. Mereka punmembawa sistem solmisasi dalam berbagai karya lagu. Itulah masa- masa perkembanganmusik modern Indonesia. Saat itu,para musisi Indonesia menciptakan sajian musik yangmerupakan perpaduan musik barat dan musik Indonesia . Sajian musik itu dikenal sebagaimusik keroncong. 
   5.Masa Kini
Seiring dengan masuknya media elektronik ke Indonesia,masukpula berbagai jenis musik barat, seperti pop, jazz, blues, rock, dan R&B. demikian pula dengan musik- musik negeri India yang banyak dibawa melalui film- filmnya. Dari perkembangan ini, terjadi perpaduan antara musik asing dengan musik Indonesia. Musik India mengalami perpaduan dengan musik melayu sehingga menghasilkan jenis musik dangdut. Maka, muncul pula berbagai musisi Indonesia yang beraliran pop, jazz, blues, rock, dan R&B. Berkembang pula jenis musik yang memadukan unsur kedaerahan Indonesia dengan unsur musik barat, terutama alat- alat musiknya. Jenis musik ini sering disebut musik etnis. 

 Penyebaran Musik Barat di Nusantara
Penyebaran musik barat di nusantara,secara selintas bermula dari daerah indonesia bagian Timur lewat para palaut Spanyol dan Portugis dalam konteks imperialisme abad XVI.Mereka datang ke indonesia bagian Timur tanpa mengenalkan musik seni Eropa,tetapi musik rakyat dengan iringan Cavaqinho (ukulele),biola ,gitar dan sebagainya sebagai sarana hiburan para pelaut dan pemukiman sekitar mereka.Berdansa quadrille, yaitu dansa atau tarian asal Spanyol (Cuadrilla yang asalnya tentang para penunggang kuda) dengan empat pasang atau lebih penari,menambah bentuk musik barat bagi kebutuhan hiburan,dansa, dan band Militer Balanda.Lahirnya kalangan elit indonesia di masa pra-pernag dunia II yang berorientasi ke Belanda serta adanya beberapa sekolah guru di jawa juga telah menyebabkan masuknya tradisi musik barat seperti pemakaian notasi balok lewat piano.
Pada tahun 1930-an,studio-studio tersebut umunya memiliki orkes musik,ensambel atau combo,penyanyi dan pianis tetap untuk mengisi agenda siaran radio dengan acara-acara musik serius atau hiburan yang dilakukan oleh para pemusik profesional asing.
Jenis musik yang pertama kali diproduksi secara domestik melalui cetak elektronik piringan hitam dan film tempo dulu adalah musik hiburan Belanda dan gamelan jawa,Sunda, dan Bali, terutama keraton Surakarta dan Yogyakarta 
(Puro Paku Alamari dan Mangkunegaran),Istana Klungkung dan peliatan Gianyar,serta gamelan degung dan gending-gending Cianjuran dari tanah priangan.
Tahun 1950-an menjadi titik balik perkembangan musik di indonesia yang sesungguhnya.Tahun-tahun tersebut merupakan awal pembinaan beberapa orang muda indonesia meneruskan pelajaran musi ke luar negeri untuk memperdalam ilmu musik,diantaranya ke Roma ,Amsterdam , London , Brussel , Perancis, Berlin , New York , Tokyo , Moskow , Praha , dan beberapa kota besar lainnya di Eropa.Tahun 1950-an juga merupakan awal dibukanya berbagai pendidikan kesenian dan masuk di indonesia, antara lain Sekolah Musik Indonesia (kemudian AMI,sekarang ISI), Yayasan Pendidikan Musik (YMI) di jakarta (terutama untuk piano), B.I.Guru Musik (kemudian IKIP sekarang UP) di yogyakarta, Malang, Bandung, dan Jakarta.
Generasi akademik tahun 1950-an baru memunculkan sosoknya tahun 1979, melalui Forum Pekan Komponis-Dewan Kesenian Jakarta.Sampai tahun 2001, forum pekan komponis lebih banyak diisi aktifitas para komponis dengan latar belakang musik tradisi dari budya etnik Sunda, Jawa, Bali, dan Minang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar